Diagnosis Penyakit Hati Bisa dengan Selembar Kertas Kecil

Diagnosis suatu penyakit saat ini umumnya menggunakan alat-alat
laboratorium yang cukup besar
dan mahal. Tapi kini ilmuwan
berupaya meringkas alat-alat
tersebut sehingga menjadi lebih
kecil dan praktis. Mendiagnosa penyakit bisa hanya dengan kertas
seukuran perangko. Tes diagnosis itu dirancang Dr
Whitesides di laboratorium kimia
Universitas Harvard. Berawal dari
penalaran bahwa setetes darah
atau urine dapat bergerak melalui
selembar kertas saring. Jika suatu saluran kecil bisa diukir
pada kertas saring sehingga
tetesan darah atau urine dapat
mengikuti saluran yang berisi
protein kering dan pewarna kimia,
maka kertas kecil seukuran kuku itu bisa menjadi laboratorium mini. Diagnostics for All, adalah nama
perusahaan pribadi milik Dr
Whitesides yang didirikan empat
tahun lalu di kawasan Brighton
Boston dan telah menghasilkan
bermacam alat tes, termasuk tes untuk mendiagnosis kerusakan
hati. Tes dengan kertas kecil ini hanya
membutuhkan setetes darah dan
dapat dibaca oleh mata terlatih
hanya dalam waktu 15 menit. Tes diagnostik menggunakan
kertas sebenarnya bukan hal yang
baru. Seperangkat tes kehamilan
yang menyerap urine dan tes
diabetes yang menyerap darah
sudah lebih dulu dikembangkan. Tapi Dr Whitesides telah
mematenkan cara mengontrol
aliran darah melalui beberapa
lapisan untuk diagnosis yang lebih
kompleks. “Tes ini telah terbukti
keakuratannya pada lebih dari 90
persen sampel darah yang telah
disaring oleh laboratorium Beth
Israel Deaconess Medical Center,
rumah sakit pendidikan di Harvard,” kata Una S. Ryan, chief
executive Diagnostics for All
seperti dikutip dari NYTimes,
Senin (3/10/2011). “Darah segar akan semakin
akurat,” tambah Dr Ryan yang
merupakan ahli biologi ini. Pada
akhir tahun nanti, tes ini akan di uji
coba di India. Target awalnya
adalah pasien AIDS yang mengidap Tuberculosis (TB) yang umumnya
menggunakan lebih dari tujuh jenis
obat. “Beberapa obat tersebut
merusak hati, dan kematian akibat
gagal hati 12 kali lebih umum pada
pasien AIDS di Afrika di
bandingkan di Amerika. Sedangkan
tes kerusakan hati saat ini mahal dan membutuhkan tabung darah.”
kata Dr Ryan. Tes kertas ini dikembangkan dari
dana hibah sebesar US$ 10 juta
dari Bill dan Melinda Gates
Foundation. Untuk saat ini, Dr Whitesides
sangat ingin melihat penemuannya
dapat benar-benar bermanfaat,
teruatama untuk negara-negara
miskin dan berkembang. “Saya akan sangat lega ketika
seseorang mengatakan, ‘Kami
telah menggunakan lebih dari
10.000 buah di klinik kami dan kami
pikir alat ini benar-benar hebat.
Saya ingin dikirim 50.000 lagi,” ujar Dr Whitesides. Kertas tes diagnostik Dr George
Whitesides yang diproduksi untuk
mendiagnosa penyakit hati bekerja dengan cara melihat
kadar enzim aspartate
transaminase atau enzim AST.
Enzim ini dilepaskan ketika sel-sel
hati rusak. Mekanisme kerja kertas itu
adalah:
1. Setetes darah menyentuh
bagian belakang kertas. Darah
merembes melalui membran
berpori yang menahan sel darah merah dan sel darah putih yang
lebih besar sehingga mebiarkan
plasma darah lewat. 2. Lapisan berikutnya berisi dua
bahan kimia kering, salah satunya
adalah sistein asam sulfinic, yang
secara kimia mirip dengan
aspartat, dan asam amino untuk
mengikat AST. 3. AST yang ada dalam plasma
darah akan mengikat dua bahan
kimia tersebut dan menyebabkan
reaksi yang melepaskan ion sulfit,
SO3. 4. Lapisan berikutnya berisi
pewarna metil yang akan berubah
dari biru menjadi bening jika
terkena sulfit. Lapisan ini dicetak
di atas kertas merah muda,
sehingga pada mulanya terlihat berwarna ungu. Jika warnanya
berubah menjadi merah muda
cerah, maka darah mengandung
AST dalam tingkat yang
membahayakan.

Pos ini dipublikasikan di Tips Sehat dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar